slide to unlock

10 Kesalahan Klub Real Madrid Di Liga Champions

Viva-Bola dot Com Betting Tips and PredictionsZinedine Zidane akhirnya melengkapi gelar yang dimilikinya. Pemain terbaik dunia pada akhir 1990-an dan awal 2000-an itu telah memiliki segalanya mulai dari Piala Dunia dan Euro bersama tim nasional Prancis, serta sederetan gelar bersama Juventus, namun Zizou -panggilan Zinedine Zidane- belum pernah mencicipi gelar Liga Champions.

Hingga akhirnya Zidane mendapatkannya ketika hijrah ke Real Madrid. Saat itu, presiden Real Madrid, Florentino Perez memang memiliki kebijakan untuk mengumpulkan semua pemain hebat ke Madrid.

Dia mencetak gol indah lewat tendangan voli hasil umpan bek kiri legendaris Roberto Carlos. Gelar kesembilan bagi Real dan pertama bagi Zidane dalam final yang digelar di Glasgow pada 2002 silam melawan Bayer Leverkusen. Namun sejak itu, Real tidak lagi mencicipi gelar bergengsi. Ada apa dengan El Real ?

Real Madrid tidak meraih gelar Liga Champions selama satu dekade. Ada sepuluh kesalahan yang dibuat.

PERTAMA, Ambisi Florentino Perez dan Los Galacticos. Tatkala terpilih menjadi presiden Real pada 2000, dia melakukan perubahan radikal dengan memboyong sejumlah bintang. Luis Figo dibajak dari Barcelona. Lantas sejumlah bintang lainnya seperti Zidane, David Beckham, Ronaldo, dan Michael Owen datang. Kebijakannya adalah “Zidane dan Pavone" yaitu memadukan para pemain mahal dan pemain binaan dari akademi seperti Francisco Pavon serta terciptalah Los Galacticos. Formula ini memang sukses pada 2002, namun setelah itu mangkrak. Ego para pemain sulit untuk disatukan. By the way, Perez terpilih lagi pada 2009 dan telah menggelontorkan 250 juta euro (Rp3,03 triliun), tetapi baru satu gelar Copa del Rey yang diraih.

KEDUA, kepergian Vicente del Bosque. Keberhasilan Del Bosque membawa tim nasional Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 Afrika Selatan membuktikan dia sebagai manajar dan pelatih yang baik. Hanya di era Del Bosque, Madrid tampil menjadi satu kesatuan. Kepergian dia pada 2003, meski memenangkan Liga Champions 2001 dan 2002, benar-benar misterius. Dia lebih sukses dari pelatih Real mana pun. Bisa jadi lantaran sikap keras kepala Del Bosque tidak cocok dengan Perez.

KETIGA, Claude Makalele dibiarkan pergi. Masih ingat dengan istilah “peran Makalele" dalam sepak bola. Real yang disesaki para pemain bertipikal penyerang membutuhkan penyeimbang di lini tengah yaitu Makalele sebagai gelandang bertahan. Pemain asal Prancis itu dibiarkan hengkang ke Chelsea pada 2003. Dia meretas karier dan nama besarnya di Inggris, sekaligus menahbiskan perannya sebagai jangkar lini tengah.

KEEMPAT, kekurangan pemain bertahan. Perez enggan membeli pemain bertahan dalam era pertamanya dengan menyatakan itu bukti “kelemahan". Namun kepergian legenda Fernando Hierro pada 2003 membuktikan hal itu. Francisco Pavon, Raul Bravo, Ivan Helguera tidak cocok jadi bek tengah. Begitu juga dengan Raul Albiol dan Ezequiel Garay. Mereka sebenarnya bek sayap atau gelandang bertahan. Walter Samuel dan Fabio Cannavaro pernah didatangkan, tetapi baru pada era Pepe, lini belakang Real terbilang solid.

KELIMA, pelatih yang tidak becus dan bermental ABS (Asal Bapak Senang). Setelah Del Bosque didepak, Carlos Quieroz melatih cukup setahun. Jose Antonio Camacho hanya satu bulan, Mariano Garcia juga cuma beberapa bulan, Vanderlei Luxemburgo hanya 12 bulan, dan terakhir Juan Ramon Lopez yang malah hancur lebur. Pada masa keduanya, Perez menunjuk Manuel Pellegrini yang juga jauh dari harapan. Jose Mourinho baru meraih Copa del Rey musim lalu. Mourinho “selamat" meski sejumlah pelatih didepak dalam bilangan satu musim.

KEENAM, kutukan babak 16 besar Liga Champions. Real boleh meraih 9 gelar, namun dalam 6 musim beruntun, Los Blancos hanya mampu mencapai babak 16 besar. Tim penuh bintang, tetapi malah keok. Sepanjang 2004 hingga 2010, Juventus, Arsenal, Bayern Munich, AS Roma, Liverpool, dan Olympique Lyon berprestasi lebih baik dari Real.

KETUJUH, tanda tanya soal Samuel Eto'o. Sejak 2002, takdir Real dan Eto'o berbanding terbalik. Mantan pemain Real itu malah bersinar benderang bersama Barcelona dan Inter Milan dengan meraih gelar Liga Champions 2006, 2009, dan 2010. Eto'o menjadi pemain besar di Liga Champions. Sejuta tanda tanya muncul kenapa Eto'o didepak ke Real Mallorca pada 2000. Bisa jadi kalau dipertahankan, dia akan menjadi legenda yang mengantarkan kejayaan bagi Real.

KEDELAPAN, musuh klasik bernama Barcelona. Saat Real memenangkan gelar Liga Champions ke-9 pada 2002, Barcelona baru sekali. Namun sejak itu, Barcelona bangkit dengan meraih tiga gelar lagi pada 2006, 2009, dan 2011. Lionel Messi menjadi bintang La Blaugrana, sekaligus momok menakutkan bagi Real lantaran selalu mencetak gol dalam El Clasico.

KESEMBILAN, arogansi dalam tim. Real doyan mengumpulkan para pemain bintang bergaji mahal. Ambisi mereka seolah tidak ada. Saking arogannya, Real pernah meminjamkan Fernando Morientes ke AS Monaco pada 2003 tanpa klausul tidak boleh bertemu. Saat perempat final, Morientes mencetak 2 gol dalam 2 leg dan membawa AS Monaco menang agregat tandang 5-5. AS Monaco pun ke final.

KESEPULUH, dominasi di ruang ganti. Dua pemain didikan akademi Real, Raul Gonzalez dan Guti menjadi pemain paling berpengaruh di tim terutama di ruang ganti. Raul sendiri sering diplesetkan menjadi “Raul Madrid". Sejak kepergian Raul ke Schalke 04 dan juga Guti ke Besiktas pada 2010 menghilangkan ada hal ini lagi. Tiada lagi pemain binaan yang dominan. Kedatangan Jose Mouriho pada 2010 sebagai pelatih baru tentunya memunculkan asa akan juara Liga Champions lagi. Real sudah hampa gelar sejak 2002 dan membidik gelar kesepuluh, sementara Mourinho sudah sukses membawa FC Porto menjadi juara 2003 dan Inter Milan pada 2010 plus dia membidik gelar ketiga bersama klub yang berbeda lagi.
sumber : viva-bola.com
 
MIMPI BANGET © 2011 Templates | uzanc