slide to unlock

SMAN 5 Balikpapan Tidak Mendukung Razia Kendaraan Di Sekolah


Di saat aparat kepolisian benar-benar ingin menekan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pelajar seiring tingginya angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di kalangan remaja, ternyata pihak sekolah justru tidak memberi dukungan. SMAN 5 salah satunya, upaya polisi merazia pelajar yang belum cukup umur untuk mengurus SIM justru mendapat respon negatif.

Kasat Lantas Polres, AKP Sigit Harimbawan SH SIK mengatakan, sebelum digelarnya razia masyarakat termasuk pelajar sudah diingatkan. Bahkan, pihak sekolah sudah kita berikan surat edaran berisi larangan pada siswanya membawa kendaraan, baik sepeda motor maun mobil ke sekolah jika tidak punya kelengkapan persyaratan.

“Nyatanya setelah kita imbau dan ingatkan masih banyak yang melanggar, jadi tetap kita tindak sesuai aturan yang ada,” ujar Sigit di lokasi razia.

Operasi sendiri tidak sesuai rencana. Awalnya, pihak Satlantas Polres ingin melakukan penertiban di dalam sekolah. Tujuannya tidak hanya berupa penindakan bagi mereka yang tidak punya SIM, STNK atau kelengkapaan kendaraan lainnya yang dibawa ke sekolah.

Lebih dari itu, Satlantas Polres ingin memberikan pemahaman secara terprinci kepada siswa terkait aturan yang ada. Namun sayang, pihak sekolah menolak niat baik tersebut.

“Kami sudah menghadap ke pihak sekolah, tapi mereka tidak mau kita melakukan penertiban di dalam sekolah dengan alasan tertentu. Sebenarnya kita bukan cuma razia, tapi kita sekaligus memberi pengertian juga pada siswa. Kita ingin lalu lintas di Balikpapan tertib, siswa juga aman,” kata Sigit.

Di Balikpapan, lanjut Sigit, jumlah kecelakaan lalu lintas didominasi oleh masyarakat pelajar, usia SMP dan SMA sederajat. Bahkan, faktanya sudah ada beberapa dari mereka yang meninggal dunia mengenaskan di jalan.

“Inilah yang sebenarnya kita hindari. Bukan masalah kita melarang mereka menggunakan kendaraan ke sekolah, tapi kalau persyaratannya dipenuhi ya tidak masalah. Tapi kalau SIM saja mereka tidak punya bagaimana mau bawa kendaraan, sangat rawan,” terang perwira menengah berpangkat tiga balok di pundak ini.

Kendati demikian, Satlantas tidak pantang niat. Usai pulang sekolah, sekira pukul 14.00 Wita, pihaknya melakukan razia di luar SMAN 5. Awalnya hanya beberapa saja yang terjaring, pasalnya sebagian siswa ogah ke luar sekolah karena melihat petugas sabuk putih yang sedang berjaga.

“Duh mas, lebih baik nanti saja pulangnya daripada dirazia. Soalnya saya belum punya SIM, STNK aja ketinggalan habis dipakai sama kakak saya motornya,” aku salah seorang siswi SMAN 5.

Tidak sampai di situ, petugas mencari celah. Bergeser ke sekitar lokasi waduk dan sekitar jembatan di depan Kantor Dishub. Hasilnya, para siswa yang mengira petugas sudah selesai melaksanakn razia justru banyak terjaring.

“Data pastinya masih direkap, yang jelas ada puluhan yang terjaring,” kata Sigit.

Sementara itu, pihaknya juga melakukan pendataan tersendiri. Siswa yang tejaring razia dan terbukti melakukan pelanggaran dicatat dalam lembaran kertas khusus. “Data ini buat laporan kita, nanti terlihat jelas siapa-siapa siswa yang melanggar. Rencana mau kita tembuskan juga ke Disdik dan wali kota. Upaya penanganan ini harus sinergis, tidak cukup hanya dari kita (Satlantas, Red) pemkot dan sekolah juga harus back up demi kepentingan bersama,” pungkas Sigit.
sumber : balikpapanpos.co.id
 
MIMPI BANGET © 2011 Templates | uzanc